Energi panas bumi juga dikenal dengan nama energi geothermal yang berasal dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani kata “geo” memiliki arti bumi dan kata “thermal” memiliki arti panas jadi ketika digabungkan kata geothermal memiliki arti panas bumi.
Energi panas bumi merupakan energi yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Nah, di Indonesia sendiri terdapat lebih dari 40% cadangan panas bumi dunia. Lalu apa yang membuat panas bumi menjadi istimewa?
Energi geotermal juga merupakan proven technology (teknologi yang sudah terbukti aman) dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, ketika sumber energi fosil dapat dikurangi penggunaannya atau bahkan dapat dialihkan menjadi sumber energi geotermal, kelestarian lingkungan akan lebih terjaga. Maka dari itu, renewable energy sekarang menjadi semakin hits dikembangkan di Indonesia.
Seperti hal nya PGEO atau Pertamina Geothermal, emiten dari Indonesia pada saat itu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang dimulai pada tahun 1974 ketika Pertamina menemukan 70 situs panas bumi di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi energi panas bumi sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan sumber energi lainnya. Meskipun beberapa PLTP telah beroperasi sejak tahun 1996, perusahaan ini sendiri baru berdiri pada tahun 2006. Dan, saat ini terdapat 13 PLTP dengan total kapasitas 1.877 MW di seluruh Indonesia.
Selain itu, ada juga emiten lainnya dengan nama BREN alias PT Barito Renewables Energy yang akan IPO. Rencana IPO BREN bukan saja menjadi katalis untuk Prajogo Pangestu. Langkah taktis pengelola entitas geothermal Star Energy tersebut juga jadi kabar positif untuk Government Pension Investment Fund (GPIF), lembaga pengelola investasi alias sovereign wealth fund (SWF) milik pemerintah Jepang.
Itu lantaran GPIF merupakan investor kakap yang konsisten menanam modal di saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dalam 4,5 tahun terakhir. Dan, sebagaimana pandangan para analis dalam beberapa pekan terakhir, rencana IPO BREN ditaksir punya andil besar terhadap kenaikan signifikan harga saham BRPT akhir-akhir ini, loh.
Rencananya, IPO BREN akan dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp670 hingga Rp780 per saham. Artinya nilai kepemilikan BRPT di BREN setara kisaran Rp57,96 triliun hingga Rp67,48 dengan asumsi harga pada saat listing. Bukan mustahil nilai tersebut terus berkembang mengingat IPO BREN cenderung mendapat rating positif di kalangan analis. Permintaannya diproyeksi tinggi lantaran sektor energi terbarukan (EBT) ini termasuk pembangkit geothermal, sedang menjadi strategi yang dipandang hot pick oleh sebagian besar pelaku pasar. Barito Renewables memulai operasional melalui salah satu entitas anak yaitu Star Energy Geothermal Group, produsen listrik tenaga panas bumi terkemuka. Saat ini secara grup, perseroan mengoperasikan tiga aset panas bumi yang berlokasi di Jawa Barat, dengan total kapasitas terpasang sebesar 886MW. Kapasitas tersebut mewakili sekitar 38 persen pangsa pasar di Indonesia.
Hayo, gimana nih guys? Apa kamu tertarik juga untuk ikutan bookbuilding atau masih tetap pantau SimInvest kamu aja? Yang pasti inget selalu yaa, ketika beli saham, perhatikan juga analisa technical dan fundamentalnya juga nih guys! Jangan cuma ikut-ikutan atau karena FOMO aja. Kalau kamu masih bingung, kamu ga usah khawatir. Pantau terus fitur Daily Research di SimInvest dan juga belajar bareng-bareng tentang saham dan reksa dana di SimInvestLab yaa guys! Selamat berinvestasi..