Target Tahun Lalu Tak Tercapai, WTON Patok Kontrak Baru 2024 Lebih Rendah dari 2023

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) tidak mampu memenuhi target kontrak baru yang dipatok pada tahun 2023. Seperti diketahui, perseroan menargetkan pertumbuhan kontrak baru senilai Rp8,66 triliun. Nilai tersebut naik 23,53% dari realisasi target kontrak hingga Desember 2022 sebesar Rp7,01 triliun. 

Namun, faktanya perolehan kontrak baru perseroan pada full year 2023 hanya sebesar Rp 6,60 triliun. Artinya target kontrak baru di 2023 tak mampu dicapai oleh Manajemen PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Untuk tahun 2023 ini, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mematok kontrak baru sebesar Rp7,48 triliun, nilai ini lebih rendah dibandingkan target yang di patok pada tahun sebelumnya.

Dedi Indra, Sekretaris Perusahaan WTON mengatakan sejumlah proyek yang disasar perseroan untuk mencapai target tersebut, antara lain pembangunan jalan tol, Ibu Kota Negara (IKN), infrastruktur pabrik swasta, bendungan, pelabuhan, gedung perkantoran, proyek perkeretaapian LRT dan MRT, serta lainnya.

“Untuk menunjang pencapaian tersebut, tahun ini perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp230,17 miliar,” ujar Dedi dalam keterangannya, Selasa (23/1).

WTON menargetkan kenaikan 13 persen omzet kontrak baru dari realisasi perolehan kontrak hingga akhir Desember 2023 yang mencapai Rp6,60 triliun. Proyek besar penyumbang perolehan kontrak 2023 WTON didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 65,83 persen, sektor Industries sebesar 13,06 persen.

Kemudian sektor properti sebesar 10,74 persen, sektor kelistrikan sebesar 7,42 persen disusul sektor energi sebesar 2,50 persen dan sektor tambang sebesar 0,45 persen.

Sementara itu berdasarkan pelanggan, perolehan kontrak baru 2023 WTON bersumber dari pelanggan eksternal sebesar 92,52 persen dan internal sebesar 7,48 persen. Pelanggan eksternal berasal dari Swasta sebesar 78,52 persen disusul BUMN sebesar 12,91 persen dan pemerintah sebesar 1,09 persen.

“Sedangkan pelanggan internal terdiri dari WIKA Holding sebesar 6,49 persen dan afiliasi WIKA sebesar 0,98 persen,” lanjutnya.

Tahun ini, perseroan memiliki bekal kontrak carry over sebesar Rp4 triliun untuk mengisi perolehan penjualan sepanjang periode pemilu berlangsung. Perusahaan juga secara proaktif mencari perolehan proyek non- APBN seperti dari sektor swasta, BUMN , serta pasar luar negeri.

“Strategi ini diharapkan dapat menunjang kinerja maksimal perseroan, dengan tetap berkomitmen kuat pada standar kualitas dan mutu serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik,” pungkas dia.

Sumber: Emiten News