Sepanjang 2023, Bank Mandiri (BMRI) Gulirkan Kredit Infrastruktur Rp301,77 Triliun

Bank Mandiri (BMRI) sepanjang 2023 menyalurkan kredit infrastruktur Rp301,17 triliun. Nilai tersebut menanjak 15,95 persen year on year (yoy) dari edisi akhir 2022 senilai Rp260,25 triliun.

Pembiayaan itu, mengaliri berbagai subsektor. Misalnya, jalan, transportasi, migas dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat dan fasilitas kota, hingga konstruksi. Kredit itu, juga termasuk untuk pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan langkah itu sejalan langkah pemerintah mencapai visi Indonesia 2045. Salah satunya fokus mendorong konektivitas, dan pemerataan antar-wilayah.

“Ini komitmen Bank Mandiri untuk terus konsisten menjadi salah satu pendukung penguatan infrastruktur tanah air di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ),” ujar Susana dalam keterangannya, Kamis (15/2/2024).

Penyaluran kredit infrastruktur itu, paling banyak disalurkan untuk sub-sektor transportasi melonjak 24,79 persen yoy menjadi Rp78,29 triliun. Kemudian, tenaga listrik mengalami peningkatan 18,34 persen menjadi Rp51,50 triliun.

Di sisi lain, sub sektor telematika penyalurannya naik 13,41 persen menjadi Rp28,0 triliun. Kucuran kredit infrastruktur untuk sektor migas dan energi terbarukan tumbuh 30,33 persen menjadi Rp27,74 triliun.

Berdasar riset tim Bank Mandiri, belanja infrastruktur akan naik pada APBN 2024 sebesar Rp423,4 triliun atau naik 6 persen dari outlook APBN 2023 sebesar Rp399,6 triliun. Arah kebijakan infrastruktur 2024 akan fokus mendukung proyek strategis nasional (PSN), dan meningkatkan daya saing Indonesia secara berkelanjutan.

Target pembangunan infrastruktur mencakup belanja infrastruktur pelayanan dasar seperti transportasi dan konektivitas, pendidikan, dan kesehatan, serta teknologi, informasi, dan komunikasi. Itu membuktikan pembangunan infrastruktur berperan penting sebagai salah satu mesin pencetak perekonomian berkelanjutan.

“Oleh sebab itu, bank Mandiri akan konsisten mendukung pembiayaan infrastruktur dari hulu ke hilir dengan expertise yang relatif komplit dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian,” sambung Susana.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyebut sektor infrastruktur memiliki andil cukup besar. “Proyek infrastruktur memiliki multiplier effect besar dalam perekonomian termasuk penciptaan kesempatan kerja,” papar Andry.

Sebagai informasi, berdasar hasil riset tim ekonom Bank Mandiri, dampak ekonomi proyek infrastruktur dengan prioritas pembangunan jalan tol, light rail transit (LRT) Jabodetabek, Kawasan Pariwisata, dan Kawasan Industri dengan total nilai proyek Rp430,0 triliun berpotensi meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar Rp 690,5 triliun.

Selain itu, terdapat potensi penyerapan 2,4 juta tenaga kerja baru dari pembangunan berbagai proyek infrastruktur. Sedangkan secara jangka menengah dan panjang, pembangunan infrastruktur juga bisa berdampak positif bagi industri turunannya seperti pengadaan listrik dan gas, penyediaan akomodasi makan dan minum, transportasi dan pergudangan hingga industri pengolahan dan properti.