Market
Kawasan Asia
Pasar Saham Asia ditutup beragam pada perdagangan Kamis. Shanghai dan Hangseng ditutup turun masing-masing sebesar 0.73% dan 0.24%. Para pelaku pasar tetap berhati-hati meskipun Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa China dan AS telah sepakat menghentikan perang dagang selama satu tahun dan AS melakukan pelonggaran tarif sebagian, tetapi dinilai tidak cukup membantu ekspor China yang tengah tertekan.
Nikkei naik 0.04%, Para pelaku pasar merespon positif kebijakan BOJ untuk tetap menahan suku bunga di level 0.5%. BOJ tidak menutup kemungkinan akan potensi terjadinya kenaikan suku bunga pada Desember, dengan mempertimbangkan apakah kinerja ekonomi sejalan dengan proyeksi.
Kawasan Amerika Serikat
Bursa Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis. Nasdaq memimpin penurunan sebesar 1.58%, diikuti oleh S&P 500 dan Dow Jones masing-masing sebesar 0.99% dan 0.23% dibebani oleh turunnya saham-saham sektor Teknologi dan Layanan Konsumen.
Pelaku pasar mencermati pertemuan langsung antara Trump-Xi di Korea Selatan. Trump mengatakan bahwa AS akan menandatangani kesepakatan tahunan dengan China untuk menjaga pasokan mineral penting. Trump juga akan memangkas tarif fentanil sebesar 10%. Selain itu, China setuju untuk melanjutkan pembelian kedelai AS.
Net Foreign Flow (30 Oktober 2025)
Movers
Sektor Rotasi (Weekly)
Makro dan Industri
Faktor Domestik:
- Airlangga Hartarto menyatakan bahwa program stimulus akan dilanjutkan hingga 2026, dan skema PPh final untuk UMKM akan ditunda sampai 2027.
- Pemerintah akan revisi aturan DHE SDA untuk menambah fasilitas bagi eksportir.
Faktor Global:
- Trump-Xi melangsungkan pertemuan di Korea Selatan pada Kamis (30/10) dan membuat beberapa negosiasi seperti mineral tanah jarang, tarif fentanil 10% yang dipangkas, dan China membeli kembali kedelai AS.
- Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga acuan di level 2.15% pada Oktober dan menyatakan keyakinan terhadap ketahanan ekonomi zona euro dan meredanya tekanan inflasi.
Komoditas
-
Harga emas rebound 2.4% ke level USD4,025/ons pada Kamis, didukung oleh permintaan emas yang kuat dari bank sentral. Menurut Dewan Emas Dunia, bank sentral global membeli sekitar 220 ton pada kuartal ketiga, meningkat 28% dari kuartal sebelumnya dengan Kazakhstan tetap menjadi pembeli terbesar.
Berita Emiten
- 🟠BNGA membukukan laba Rp6.7 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2025, tumbuh 1.7% yoy.
- 🟢BRIS mencatatkan laba bersih sebesar Rp5.6 triliun hingga September 2025, atau tumbuh 9% secara yoy.
- 🔴JSMR melaporkan laba bersih sebesar Rp2.73 triliun hingga periode 30 September 2025, menurun 17.3% secara yoy.
Rekap Saham
30 Oktober 2025
Daily
- 🟢 ASII CUT PROFIT, Entry 6,250 (30 October), tertinggi 6,450 TP (6,675 – 6,850). Closing price 6,275. Profit 0.4% 🚀
- 🟢 HRUM CUT PROFIT, Entry 1,155 (30 October), tertinggi 1,205, TP (1,205 – 1,245). Closing price 1,175. Profit 1.73% 🚀🚀
Weekly
- 🟢 BUKA HOLD, Entry 163 (17 October), tertinggi 171, TP (178 – 189). Closing price 168. Floating Profit 3.1%🚀🚀🚀🚀
- 🟢 ADMR HOLD, Entry 1,385 (28 October), tertinggi 1,540, TP (1,500 – 1,560), Closing price 1,465. Floating Profit 5.78% 🚀🚀🚀🚀
- 🟢 EMTK HOLD, Entry 1,115 (29 October), tertinggi 1,190, TP(1,215 – 1,285), Closing Price 1,185 Floating Profit 6.28% 🚀🚀🚀🚀🚀
Daily | Sim Call
INCO: SPECULATIVE BUY
Last price : 4,700
Target price : 4,830 – 4,950
Entry price : 4,510 – 4,710
Stop Loss : 4,330
Strategi:
INCO, breakout Resistance 4,680, berpeluang mencoba Resistance 4,830 dan next Resistance 4,950. Namun, bila INCO breakdown Resistance 4,680, berkemungkinan menguji Support 4,510 dan next Support 4,400. Baiknya batasi risiko bila INCO bergerak melemah di bawah Support 4,400. Stoc osc mengindikasikan pola Uptrend.
Daily | Sim Call
DSNG: SPECULATIVE BUY
Last price : 1,840
Target price : 1,890 – 1,950
Entry price : 1,750 – 1,845
Stop Loss : 1,680
Strategi:
DSNG, breakout Resistance 1,820, berpeluang mencoba Resistance 1,890 dan next Resistance 1,950. Namun, bila DSNG breakdown Resistance 1,820, berkemungkinan menguji Support 1,750 dan next Support 1,700. Baiknya batasi risiko bila DSNG melemah di bawah Support 1,700. Stoc osc mengindikasikan pola Uptrend.
Weekly | Sim Call
BUKA: HOLD
Last price : 168
Target price : 178 – 189
Entry price : 163 (17October)
Stop Loss : 147
Strategi:
BUKA, bertahan pada EMA20 (168), berpeluang mencoba Resistance 174 dan next Resistance 182. Namun, bila BUKA breakdown EMA20 (168), berpeluang menguji Support 162 dan next Support 154. Batasi resiko bila BUKA bergerak melemah dibawah Support 150. Indikator Stoc osc mengindikasikan pola Downtrend.
Weekly | Sim Call
ADMR: HOLD
Last price : 1,465
Target price : 1,500 – 1,560
Entry price : 1,385 (28October)
Stop Loss : 1,300
Strategi:
ADMR, breadown Resistance 1,470, berpeluang menguji Support 1,400 dan next Support1,320. Namun, bila ADMR breakout Resistance 1,470, berpeluang mencoba Resistance 1,530 dan next Resistance 1,560. Batasi risiko bila ADMR bergerak melemah dibawah Support 1,320. Indikator Stoc osc mengindikasikan pola Downtrend.
Weekly | Sim Call
EMTK: HOLD
Last price : 1,185
Target price : 1,215 – 1,285
Entry price : 1,115 (29October)
Stop Loss : 1,000
Strategi:
EMTK, bertahan diatas Support 1,115, berpeluang mencoba Resistance 1,200 dan next Resistance 1,260. Namun, bila EMTK breakdown Support 1,115, berpeluang menguji Support 1,100 dan next Support 1,065. Batasi resiko bila EMTK bergerak melemah dibawah Support 1,035. Indikator Stoc osc mengindikasikan pola Uptrend.
Sinarmas’s research reports are available on our mobile apps ‘SimInvest’, the research contents are also distributed by e-mail and our official website https://www.sinarmassekuritas.co.id/riset. If any data discrepancies in this report could be the result of different on the research methodology used by Sinarmas Research Team and/or adjustments etc. The Price Information, unless otherwise stated, the price information reflects the closing price of the previous trading day.
‘This document is intended for information purposes only’. For further information please contact our number +62 21 392 5550 or fax +62 21 392 2320.
© Sinarmas Sekuritas