Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045 (VID2045) pada Rabu (13/12). Sebagai inisiator, Kominfo bersinergi bersama Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta didukung oleh lebih dari 50 institusi, seperti kementerian/lembaga, asosiasi, akademisi, dan hingga dunia usaha untuk menyelaraskan rencana pembangunan digital 20 tahun mendatang.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan teknologi untuk mewujudkan ekonomi digital yang inklusif. “Visi Indonesia Digital 2045 adalah ‘Mewujudkan Ekosistem Digital yang Inklusif dan Kolaboratif Berbasis Inovasi, untuk Mendukung Indonesia Maju, Berdaulat dan Berkelanjutan’. Kami ingin memastikan pemanfaatan teknologi digital ke depan harus bisa memberikan kesejahteraan dan kualitas hidup terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia, dan dapat dinikmati hingga ke generasi bangsa berikutnya.”
Penyusunan konsep VID2045 memiliki skenario kebijakan dengan fokus holistik yang memperhatikan perspektif ekosistem, sektoral, dan kewilayahan. Pada perspektif pilar ekosistem digital, VID2045 berfokus pada infrastruktur digital, keamanan dan data, riset dan inovasi, SDM, serta regulasi dan kebijakan. Dari pilar-pilar tersebut, dibentuk KPI dan sasaran yang akan dicapai dalam perjalanannya menuju indonesia digital di tahun 2045.
Dalam proses pembuatan VID2045, Kominfo menyerap pandangan dan aspirasi dari berbagai sektor masyarakat agar tercermin dalam visi digital yang disusun. Proses penyempurnaan susunan dan finalisasi VID2045 dilakukan dalam bentuk kegiatan penajaman konsep bersama seluruh unit kerja Kominfo, serta K/L terkait, seperti Kemenko Perekonomian, Bappenas, KemenpanRB, Kemendag, Kemenpar, Kemenkes, Kemendikbud Ristek, dan BRIN, kemudian perwakilan industri, seperti operator seluler dan penyedia teknologi, juga pelaku ekosistem digital dan asosiasi seperti Mastel, APJII, ASIOTI, hingga akademisi.
VID 2045 bukan tidak mungkin menjadi stimulus positif bagi berbagai emiten teknologi untuk bisa kian bertumbuh. Bursa sendiri beberapa tahun terakhir kian dibanjiri dengan emiten startup teknologi yang menjaring investasi lewat pasar saham. Terlebih lagi kebutuhan akan transformasi digital baik di sektor privat dan publik memang kian tidak terelakkan.
Beberapa emiten yang familiar antara lain Bukalapak (PT. Bukalapak.com Tbk), GoTo (PT. GoTo Gojek Tokopedia Tbk), Kioson (PT Kioson Komersial Indonesia Tbk.), Mcash (PT M Cash Integrasi Tbk.), NFC Indonesia (PT NFC Indonesia Tbk.), Passpod (PT Yeloo Integra Datanet Tbk.), DIVA (PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk.), HDI (PT Hensel Davest Indonesia Tbk.), Telefast (PT Telefast Indonesia Tbk.), hingga Digital Mediatama Maxima (PT Digital Mediatama Maxima Tbk.).
Jadi, bagaimana SimFriend? Apakah kamu tertarik untuk mengoleksi saham dari emiten startup di bidang teknologi? Bila ingin mulai berinvestasi di perusahaan teknologi, tentu jangan lupa untuk tetap memperhatikan elemen fundamental dan teknikalnya sebelum melakukan pembelian yah. Sehingga pengambilan keputusan yang kamu lakukan bisa mengedepankan aspek kehati-hatian. Kalau sudah yakin, bungkus saham startup teknologi pilihan kalian di SimInvest sekarang juga!