Siapa yang tidak tahu nama rupiah? Siapa yang tidak suka dengan rupiah? Nah, tapi apakah SimFriend tahu sejarah mata uang kita ini? Rupiah, pada mulanya bukan bernama rupiah loh. Sebelumnya, mata uang Republik Indonesia bernama ORI atau Oeang Republik Indonesia. Perjalanannya berganti menjadi rupiah ini lumayan panjang dan memiliki banyak fakta menariknya loh, misalnya: kenapa di setiap mata uang ini selalu ada gambar penarinya. Yuk cari tau selengkapnya bareng SimInvest!
Indonesia pada masa belum mengenal uang menggunakan berbagai macam alat tukar yang digunakan untuk bertransaksi, seperti koin emas dan perak. Produk koin pertama yang ditemukan di Indonesia berasal dari dinasti Syailendra yang diproduksi dari abad ke-9 hingga ke-12. Selain itu, terdapat pula untaian manik-manik yang juga dipakai sebagai alat tukar. Manik-manik ini diproduksi oleh kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan menyebar hingga pulau Jawa, Kalimantan sampai Indonesia bagian timur seperti Maluku. Tak hanya itu, di akhir abad ke-13 Kerajaan Majapahit menerima kedatangan pedagang Cina dan menjadikan koin tembaga sebagai alat tukar pada masa itu.
Pada tahun 1942, Jepang menginvasi pemerintahan Hindia Belanda dan membawa mata uang sendiri termasuk uang lokal dan gulden, lalu melikuidasi bank-bank, termasuk De Javasche Bank. Setelahnya, terbitlah uang kertas yang dikeluarkan oleh De Japansche Regeering dan menjadi alat pembayaran yang sah sejak Maret 1942.
ORI, pertama kali diedarkan pada 30 Oktober 1946. Walaupun begitu, jika kita lihat pada lembaran ORI pertama, tertulis emisi bertanggal 17 Oktober 1945. Hal ini menunjukkan banyaknya kendala dalam dalam proses pembuatan, pencetakan, dan peredaran ORI. ORI, diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai identitas dan bentuk kedaulatan ekonomi, serta salah satu upaya untuk menyehatkan perekonomian Indonesia yang sedang mengalami inflasi tinggi pada saat itu. ORI ini juga punya sisi depan dan belakang yang bergambar ciri khas Indonesia, yaitu keris yang terhunus dan teks Undang-Undang Dasar 1945. Pada tiap lembar yang beredar, ORI ditandatangani oleh Menteri Keuangan yang menjabat dalam kurun waktu 26 September 1945 – 14 November 1945 yaitu AA Maramis.
Masa pergantian menjadi rupiah sebagai upaya untuk menyeragamkan uang di wilayah (RIS) Republik Indonesia Serikat, pada 1 Januari 1950 Menteri Keuangan Sjafruddin Prawiranegara mengumumkan bahwa alat pembayaran yang sah adalah uang federal. Mulai dari 27 Maret 1950 telah dilakukan penukaran ORI dan ORIDA (Oeang Republik Indonesia Daerah) dengan uang baru yang diterbitkan dan diedarkan oleh De Javasche Bank yaitu Uang Republik Indonesia Serikat (RIS). Pada masa pemerintahan RIS yang tergolong singkat ini, masa edar uang kertas RIS juga tidak lama, yaitu hingga 17 Agustus 1950 ketika Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk kembali. Pada Desember 1951, De Javasche Bank dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral.
Sesuai dengan tanggal berlakunya pada Undang-Undang Pokok Bank Indonesia pada tahun 1953, maka tanggal 1 Juli 1953 diperingati sebagai hari lahir Bank Indonesia yang di mana Bank Indonesia menggantikan De Javasche Bank dan bertindak sebagai bank sentral. Saat itu pun Bank Indonesia juga merilis uang Rupiah yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
Lalu, sejak dahulu sampai sekarang terdapat gambar penari yang selalu ada pada mata uang rupiah. Namun, belum banyak orang tahu kenapa sih pemerintah dari masa ke masa selalu menaruh gambar penari di mata uang. Mengenai hal ini, Nungky Kusumastuti mengatakan bahwa penyertaan penari di mata uang memiliki alasan berbeda di tiap zaman. Pada masa kolonial misalnya, ada uang Gulden edisi tahun 1930-1939 yang menampilkan wayang orang. Namun menurut Nungky, hadirnya wayang bukan serta merta untuk alasan estetik. Menurut dia “Ini juga sebagai upaya memikat orang-orang Indonesia untuk mengakui si penjajah,” kata Nungky dalam pembukaan Pameran Temporer “Tarian dalam Uang” di Museum Indonesia, Kamis (14/12/2023).
Hadirnya penari di mata uang Indonesia terus berlanjut di era kemerdekaan. Setelah merdeka, pemerintah terus melanjutkan peletakan “Tarian dalam Uang” karena berkaitan erat dengan bentuk diplomasi, unjuk kekuatan dan kedaulatan rupiah “Uang itu berkaitan dengan diplomasi dan kedaulatan, sehingga yang memegang harus jadi bangga. Uang bukan hanya soal transaksi. Keberadaan penari menunjukkan ke-Indonesia-an, sekaligus sebagai media edukasi ke masyarakat soal uang,” kata Nungky yang pernah menjadi tim seleksi pemilihan tari-tarian di Rupiah dikutip dari CNBC Indonesia
Setelah tahu sejarah uang kita menjadi seperti sekarang yaitu rupiah, semoga kita semakin bijak untuk mengelola uang ya. Karena, sejarah adalah guru terbaik untuk masa depan. Jangan lupa menabung dan investasi untuk jangka panjang di SimInvest yah, karena masa depan kita masih panjang loh!