Hai guys, apa kamu pernah mendengar tentang ‘saham gorengan’? Eh, jangan bilang kamu sudah pernah tergiur untuk berinvestasi pada emiten yang memiliki aroma ‘gorengan’? Loh! Memang sih, dunia investasi penuh dengan godaan dan tantangan. Namun, ingat ya kita harus tetap bijak dalam menentukan pilihan, baik untuk investasi jangka panjang maupun jangka pendek. Jangan khawatir, di artikel ini, SimInvestLab punya segudang tips dan trik supaya kamu bisa berinvestasi dengan aman dan cerdas. Yuk, simak bareng-bareng!
Fenomena Saham Gorengan
Sebagaimana yang dilansir dari Harian Kontan pada Sabtu, 16 September 2023, bau sangit saham gorengan kembali tercium nih guys! Kali ini topik saham gorengan kembali mencuat setelah kasus yang menerpa Grup Kresna.
Baru-baru ini, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menetapkan seorang tersangka dalam kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang berhubungan dengan dugaan penipuan. Pemilik atau owner Grup Kresna, Michael Steve (MS), menjadi sorotan utama dari kasus ini.
Menurut Brigjen Whisnu Hermawan, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dit Tipideksus) Bareskrim Polri, tersangka telah menerbitkan produk investasi melalui beberapa perusahaan yang tidak memiliki izin sebagai manajer investasi. Selain itu, dana nasabah pun digunakan tanpa persetujuan mereka.
Berdasarkan sumber dari CNBC Indonesia, Grup Kresna sendiri dikenal memiliki beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti PT Quantum Clovera Investama Tbk dan lainnya. Sayangnya, salah satu perusahaan, PT Danasupra Erapacific Tbk, sedang menghadapi ancaman delisting setelah disuspensi oleh bursa hingga 20 bulan.
Nah, kasus ini menambah daftar panjang isu saham gorengan di bursa, mengikuti jejak kasus-kasus sebelumnya seperti Agis dan Minna Padi.
Pengertian Saham Gorengan
Istilah ‘gorengan’ sendiri memang menarik ya guys! Makanan yang digoreng biasanya terlihat lebih menggoda dan lezat, namun jika dikonsumsi terus menerus, tidak baik untuk kesehatan. Analogi ini juga berlaku untuk saham nih. Saham gorengan seringkali menarik karena potensi keuntungannya, tetapi jika “dibiarkan terlalu lama dalam minyak panas”, bisa jadi “gosong” atau bahkan menimbulkan “kebakaran” dalam investasi kamu. Lantas, apa sebenarnya makna dari saham gorengan ini? Mengapa banyak investor menyarankan agar menjauhinya? Mari kita dalami lebih dalam!
Saham gorengan merujuk pada saham yang harganya naik dengan drastis dalam waktu singkat tanpa didasari oleh fundamental perusahaan yang sebenarnya. Kenaikan ini biasanya disebabkan oleh manipulasi harga oleh sekelompok orang atau pihak tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan tersebut. Meski saham gorengan mungkin tampak menarik karena potensi keuntungan yang besar dalam waktu singkat, risikonya juga sangat tinggi. Sebagai investor, penting untuk kamu agar selalu berpegang pada prinsip analisis fundamental dan tidak terbawa oleh emosi atau euforia pasar.
Mengapa Saham Gorengan Berbahaya?
Kurangnya Dasar Fundamental: Kenaikan harga saham gorengan biasanya tidak didasari oleh kinerja perusahaan yang meningkat atau prospek yang cerah. Ini berarti bahwa kenaikan harganya tidak berkelanjutan dan dapat jatuh kembali dengan cepat. Seperti membangun istana pasir di tepi pantai, saham gorengan tidak memiliki dasar yang kuat. Gelombang pasar yang datang bisa dengan mudah menghancurkannya.
Risiko Kehilangan Modal: Para investor yang terjebak dalam permainan saham gorengan bisa menghadapi kerugian besar jika mereka membeli saham pada harga puncak dan menjualnya ketika harga sudah jatuh. Memilih saham gorengan bisa seperti bermain petak umpet. Kamu mungkin merasa menang saat membeli di harga rendah, tetapi jika kamu terjebak di harga tertinggi dan saham tersebut jatuh, kamu bisa mengalami kerugian besar.
Mengaburkan Analisa: Saham gorengan bisa mempengaruhi persepsi investor terhadap pasar modal. Mereka yang baru memulai mungkin akan merasa bahwa pasar modal adalah tempat untuk cepat kaya, padahal realitasnya jauh lebih kompleks. Seperti terpikat oleh trik sulap, saham gorengan bisa membingungkan persepsi kamu tentang realitas pasar modal.
Tips Menghindari Saham Gorengan
Pahami Fundamental Perusahaan: Sebelum membeli saham, pelajari laporan keuangan perusahaan, prospek bisnisnya, dan berita terkait. Jika kenaikan harga saham tidak didukung oleh fundamental yang kuat, berhati-hatilah.
Jangan Terbawa Emosi: Pasar modal seringkali dipengaruhi oleh psikologi massa. Jangan terbawa oleh euforia pasar dan selalu berpegang pada analisis kamu sendiri.
Diversifikasi Portofolio: Jangan menaruh semua investasi kamu dalam satu atau beberapa saham saja. Dengan diversifikasi, kamu bisa mengurangi risiko kerugian yang mungkin terjadi.
Hindari FOMO (Fear of Missing Out): Jangan membeli saham hanya karena takut ketinggalan kesempatan. Lakukan riset dan analisis dengan cermat.
Apa Saja Ciri-Ciri Saham Gorengan?
UMA, Alarm Pasar untuk Kamu: Kamu pernah dengar istilah UMA? Ini singkatan dari Unusual Market Activity. Bayangkan UMA sebagai alarm yang berbunyi keras ketika saham mulai “panas”. PT Bursa Efek Indonesia biasanya “menyemprit” saham yang naik terlalu ekstrem dalam waktu singkat. Coba perhatikan, jika sahamnya berharga di atas Rp 5.000 dan naik 20% dalam sehari, atau saham dengan harga Rp 50-Rp 200 yang naik 35%, mungkin kamu perlu berhati-hati. UMA ini ibarat teman yang memberi kode, “Eh, ada yang nggak beres nih!”
Transaksi Saham yang Seperti Dilanda Badai: Perhatikan volume dan nilai transaksi saham. Jika saham yang biasanya sepi tiba-tiba ramai seperti pasar saat hari raya, ada baiknya kamu curiga. Terlebih jika saham tersebut masuk kategori lapis dua atau tiga, tapi transaksinya setara dengan saham unggulan. Hmm, ada yang aneh, kan?
Antrian Beli dan Jual yang “Kurus”: Dalam dunia saham, ada istilah bid dan offer. Bid itu ibarat kamu yang antri ingin membeli, sementara offer adalah mereka yang ingin menjual. Jika kamu lihat antriannya tipis, seperti gorengan yang hampir habis, ini bisa jadi tanda saham sedang “digerakkan”. Sebaiknya waspada!
Kinerja Saham dan Realita yang Tak Sinkron: Bayangkan temanmu yang cerita prestasinya selalu juara satu, tapi ketika kamu lihat rapornya penuh dengan nilai merah. Itu kurang cocok, kan? Sama halnya dengan saham gorengan. Harganya mungkin naik drastis, tapi informasi dari perusahaan atau kinerja keuangannya tak sejalan. Ada baiknya kamu teliti lagi.
Saham Misterius yang Tak Bisa Dianalisis: Ada kalanya kamu menemui saham yang rasanya aneh. Valuasinya sangat tinggi dibanding pesaingnya atau bahkan rasanya tak masuk akal. Jika kamu merasa bingung dan saham ini seperti teka-teki yang tak terpecahkan, mungkin kamu perlu berpikir dua kali.
Kejahatan Pasar Modal dalam Saham Gorengan
Saham gorengan erat kaitannya dengan beberapa tindak pidana di pasar modal, seperti:
- Tindak pidana penipuan: Pasal 22 angka 33 UU 4/2023 mengatakan bahwa ada pelarangan bagi siapa pun untuk menyebarkan informasi yang tidak benar dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain, atau mempengaruhi orang lain untuk membeli atau menjual saham.
- Manipulasi pasar: Menurut Pasal 22 angka 34 UU 4/2023, ada larangan untuk menciptakan gambaran palsu atau menyesatkan tentang kegiatan perdagangan saham. Manipulasi ini bisa berupa transaksi saham tanpa perubahan kepemilikan atau penawaran harga yang tidak wajar.
- Penciptaan harga semu: Ini dicakup di Pasal 22 angka 35 UU 4/2023, yang mengatakan bahwa tak boleh ada upaya menciptakan harga saham yang naik atau turun dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau pihak lain.
Pesan untuk KamuJangan terlena dengan saham gorengan yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat ya guys!. Seperti memilih gorengan di pinggir jalan, kamu harus jeli dan teliti. Jangan sampai kamu terjebak dan menjadi korban dari saham-saham seperti ini. Selalu waspada dan cerdas dalam mengambil keputusan investasi. Happy investing with SimInvest! 📊🚀