SimFriend, kamu udah denger belum kalau harga BBM non subsidi di Indonesia resmi turun sejak 1 November 2023? Atau dengar kabar bahwa rupiah mulai menguat kembali? Kira-kira hal ini ada hubungannya dengan penurunan inflasi di Amerika Serikat (AS) ga yah?
Dengan adanya penurunan inflasi di Amerika Serikat (AS), diprediksi akan ada dampak positif ke banyak hal loh SimFriend! Misalnya, mulai dari bursa saham, mata uang global, sampai ke harga komoditas.
Menurut CNBC Indonesia, Inflasi AS melandai ke 3,2% (year on year/yoy) pada Oktober 2023 lalu, lebih rendah dibandingkan 3,7% (yoy) pada September serta di bawah ekspektasi pasar (3,3%). Ini adalah kali pertama inflasi AS melandai dalam empat bulan terakhir. Inflasi melemah ini ditopang oleh turunnya harga energi, terutama bensin. Inflasi pada bahan pangan juga juga melandai menjadi 3,2% pada Oktober dari 3,7% pada September. Kelompok pengeluaran lainnya yang juga mencatatkan penurunan inflasi adalah kendaraan dan perumahan.
Sebaliknya, harga apparel dan layanan transportasi serta perawatan kesehatan masih naik. Secara bulanan, inflasi AS tercatat 0% atau stagnan. Inflasi inti (di luar makanan dan energi) tercatat 4% (yoy), turun dibandingkan 4,1% (yoy) pada September. Melemahnya inflasi tentu saja disambut gembira pelaku pasar di berbagai belahan dunia. Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga.
Nah, SimFriend udah tahu belum nih ada beberapa dampak positif yang gak cuma disitu aja loh, contoh lainnya yaitu:
- Saat dollar melemah, rupiah akan menguat
- The Fed bisa dovish
- Capital inflow, IHSG kembali pesta
- Harga emas dan komoditas yang lain bisa menguat
Yes, inilah beberapa keuntungannya jika inflasi AS turun. Jadi buat SimFriend yang sedang melirik buat tambah porto lagi, yuk cek di SimInvest kamu sekarang juga dan perbanyak investasi saham & reksa dana kamu yah!