Dampak Penerapan Tarif 32% AS ke Indonesia

  1. Risiko PHK di sektor manufaktur
  2. ⁠Penutupan/pemindahan pabrik ke negara tetangga dengan tarif lebih rendah
  3. ⁠Resiko pelemahan nilai tukar rupiah
  4. ⁠Penurunan daya saing produk Indonesia

👕Produk Tekstil & Garmen

  • PBRX: pasar ekspor terutama ke AS dan Eropa

Produk Kayu & Furnitur

  • WOOD : Amerika Serikat kontributor pasar ekspor 80-92%
  • INKP: porsi ekspor mencapai 54.6% dari total pendapatan (Asia, Eropa, AS, Timur Tengah, Afrika, dan Australia)

Produk Turunan Karet

  • GJTL: aktivitas ekspor ban ke >80 negara, termasuk Amerika Serikat berkontribusi hingga 13% dari pendapatan

🚗Produk Ekspor Otomotif

  • DRMA : aktif mengekspor komponen otomotif khususnya ke Amerika Serikat dan Korea Selatan
  • SMSM : penjualan ke kawasan Amerika sebesar 15.85% dari total pendapatan
  • BOLT: target ekspor 2025 sebesar 15–20 % dari penjualan, fokus ke Eropa dan India
  • ASII: memiliki pangsa pasar ekspor cukup signifikan melalui anak usaha
  • AUTO: Ekspor ke 50+ negara melalui ekspansi pabrik luar negeri (Vietnam, Tiongkok, Filipina)

🐠Produk Ikan & Udang

  • DSFI: porsi eskpor produk olahan ikan ke AS mencapai 78.8%
  • PMMP : porsi ekspor produk udang ke AS mencapai 67%

⚙️ Produk Baja & Timah

  • TINS : 98% pendapatan berasal dari ekspor (Asia, Eropa, dan Amerika Serikat)
  • GGRP: penjualan ekspor sekitar 5% – 6% dari total pendapatan.
  • ✅ KRAS: melalui anak usahanya mengekspor 5000 ton baja Cold Rolled Coil (CRC) ke AS. Namun telah menandatangani kerjasama dengan BRICS (subtitusi pasar ke negara bagian selatan)

Source: News, Bloomberg, SimInvest Research

More Info: Siminvest Instagram // Siminvest WhatsApp Channel

Copyright by ©️Sinarmas
Disclaimer on: this document is intended for information purposes only