Pada akhir Desember 2023, cadangan devisa Indonesia mencapai 146,4 miliar dolar AS, yang mengalami peningkatan dari 138,1 miliar dolar AS pada bulan November 2023. Kenaikan ini dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, melebihi standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Jika posisi cadangan devisa Indonesia dilihat dari sisi komponen, komponen cadangan devisa lainnya menjadi penyumbang terbesar untuk peningkatan pada bulan Desember 2023 yang tumbuh sebesar 6.8% YoY yang tercatat sebesar 132,6 miliar dolar AS dengan sub komponen surat berharga yang naik sebesar 5.7% MoM ke angka 96,1 milar dolar AS. Selain itu, komponen Emas Moneter juga mengalami kenaikan sebesar 14.1% YoY.
Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dalam negeri. Selain itu, Bank Indonesia memproyeksikan bahwa ke depannya, cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga. Hal ini sejalan dengan upaya Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Our View
Agenda Bank Indonesia (BI) dalam menentukan kebijakan moneter seperti suku bunga dengan tujuan melawan inflasi dianggap telah berhasil dimana saat ini inflasi Indonesia berada di level 2.61% YoY pada tahun 2023. Saat ini arah kebijakan BI lebih condong untuk mempertahankan stabilisasi mata uang Rupiah dan stabilitas makroekonomi dengan menjaga cadangan devisa Indonesia tetap terjaga di tengah ketidakpastian tinggi pada ekonomi global. Melalui peluncuran tujuh instrumen moneter baru seperti FX Swap dan Instrumen SRBI serta SVBI dan SUVBI memainkan peran penting untuk menarik investor asing agar mereka dapat melakukan investasi di Indonesia. Hal ini akan menyebabkan peningkatan foreign inflows atau arus masuk asing yang dapat mendukung stabilisasi mata uang Rupiah. Selain itu, penerapan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE-SDA) yang berlaku di bulan Agustus 2023 tercatat telah terkumpul sebesar 2 miliar dolar AS.
Our Suggestion
Kekhawatiran terhadap inflasi dan resesi sudah mulai mereda, dan pertumbuhan ekonomi Global diproyeksikan akan kembali normal ke tren sebelum pandemi. Perekonomian AS juga tetap kuat dan tampaknya tidak menjadi kekhawatiran seiring dengan akhirnya terlihatnya kejelasan dan sikap dovish dari The Fed mengenai Fed Fund Rate. PDB Indonesia tetap bertumbuh di kisaran 5% untuk tahun 2024, dengan inflasi tetap berada di bawah target Bank Indonesia dan mulai menurunkan suku bunga berdasarkan langkah The Fed selanjutnya. Menurut kami, pertumbuhan di pasar modal Indonesia baik di pasar saham maupun pasar obligasi masih sangat menarik untuk tahun 2024. Reksa dana Saham dapat menjadi pilihan untuk mendapatkan pertumbuhan investasi yang maksimal dengan kuatnya fundamental ekonomi Indonesia.
Kinerja Reksadana Saham Sinarmas Asset Management
DISCLAIMER
Materi ini diterbitkan oleh PT Sinarmas Asset Management, PT Sinarmas Asset Management telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pendapat PT Sinarmas Asset Management, yang diperoleh dari sumber yang dianggap dapat dipercaya, namun PT Sinarmas Asset Management dan afiliasinya tidak dapat menjamin keakuratan dan kelengkapan atas informasi yang ada. PT Sinarmas Asset Management beserta karyawan dan afiliasinya, secara tegas menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas representasi atau jaminan, tersurat maupun tersirat di sini atau kelalaian dari atau atas kerugian apa pun yang diakibatkan dari penggunaan materi ini atau isinya atau sebaliknya. Pendapat yang diungkapkan dalam materi ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya.