BBCA mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp82.3 triliun, tumbuh 9.8% YoY pada 2024 (vs 2023: Rp74.9 triliun), didorong oleh naiknya pendapatan bunga dan pendapatan syariah. Sementara itu, laba bersih naik 12.7% YoY menjadi Rp54.8 triliun (vs 2023: Rp48.7 triliun).
🏦 Pertumbuhan Kredit Masih Terjaga
Total kredit BBCA tumbuh 13.8% YoY menjadi Rp921.9 triliun dari tahun 2023 sebesar Rp810.4 triliun, serta berada di atas pertumbuhan rata-rata industri sebesar 10.4%
- Kredit Korporasi: +15.7% YoY | Kontribusi 46.3%
- Kredit Konsumer: +12.4% YoY | Kontribusi 24.3%
- Kredit Komersial: +8.9% YoY | Kontribusi 15.8%
- Kredit UKM: +14.8% YoY | Kontribusi 13.6%
💵 Sisi Pendanaan Meningkat
Rekening giro dan tabungan (CASA) yang berkontribusi 81.5% terhadap total DPK tumbuh 4.4% YoY mencapai Rp924.0 triliun (vs 2023: Rp884.6 triliun).
- Tabungan: +4.8% YoY | Kontribusi: 49.6%
- Rekening Giro: +3.9% YoY | Kontribusi: 31.9%
✅Valuasi PBV dari BBCA relatif mahal vs industri perbankan
- Target konsensus BBCA Rp11,850/lembar (target 12 bulan)
- Potential upside +26.7% (per 24 Jan 2025)
- BBCA memiliki PBV sebesar 4.4x
- PBV Industri (BBRI 1.9x, BMRI 2.1x, BBNI 1.1x)
Historical Multiple PBV (Avg 5yr)
BBCA berada di atas St.Deviasi -1 (4.3x)
⚠️ Key Ratio | 2024 vs 2023
- NIM: 5.8% vs 5.5%
- ROA: 3.9% vs 3.6%
- ROE: 24.6% vs 23.5%
- NPL gross: 1.8% vs 1.9%
Source: Bloomberg, SimInvest Research
More Info: Siminvest Instagram // Siminvest WhatsApp Channel
Copyright by ©️Sinarmas
Disclaimer on: this document is intended for information purposes only