Kenaikan laba bersih AUTO sejalan dengan meningkatnya pendapatan perseroan menjadi Rp5 triliun pada kuartal I/2023, atau tumbuh 8,6 persen secara tahunan.
PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp432,9 miliar pada kuartal I/2023, tumbuh 92,1 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp225,3 miliar. Kenaikan laba bersih AUTO sejalan dengan meningkatnya pendapatan perseroan menjadi Rp5 triliun pada kuartal I/2023, atau tumbuh 8,6 persen dari kuartal I/2022 sebesar Rp4,6 triliun.
Dari sisi neraca, AUTO membukukan pertumbuhan aset sebesar 3,9 persen menjadi Rp19,2 triliun pada akhir Maret 2023, dibandingkan Rp18,5 triliun pada akhir Desember 2022. Sementara itu, liabilitas juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 4,7 persen menjadi Rp5,7 triliun, dari sebelumnya Rp5,5 triliun.
Division Head of Corporate Secretary, Legal and Communication AUTO Alberto Siahaan menjelaskan, pada segmen usaha manufaktur, perseroan menjalin kerja sama dengan mitra bisnis ternama dunia untuk memproduksi berbagai macam produk suku cadang yang melayani hampir seluruh pabrikan otomotif dan pasar suku cadang pengganti di Indonesia, baik untuk kendaraan roda dua, roda empat, komersial, dan lainnya.
“Sepanjang kuartal I/2023, segmen usaha manufaktur AUTO membukukan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 18,7 persen menjadi Rp2,9 triliun, dibandingkan kuartal I/2022 sebesar Rp2,5 triliun,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (17/4/2023).
Pada segmen usaha perdagangan, lanjut Alberto, AUTO didukung jaringan distribusi domestik, ekspor, dan jaringan perdagangan ritel modern dengan nama Shop&Drive, Shop Bike, Motoquick, dan Astra Oto Service.
Selain itu, AUTO juga mengelola platform perdagangan digital www.astraotoshop.com yang menjual produk otomotif dan non otomotif. Teranyar, AUTO meluncurkan fasilitas pengisian daya KBLBB Astra Otopower.
Sepanjang kuartal I/2023, segmen usaha perdagangan AUTO sedikit mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar 3,1 persen menjadi Rp2,07 triliun, dibandingkan kuartal I/2022 sebesar Rp2,13 triliun.
Menurut Alberto, AUTO terus berfokus pada segmen usaha manufaktur dan perdagangan yang menjadi core business perseroan, dengan terus melakukan inovasi serta mengembangkan produk-produk baru, baik dalam industri otomotif maupun non otomotif. “Meningkatnya target penjualan dari asosiasi, baik roda empat maupun roda dua, merupakan tolak ukur positif bagi bisnis AUTO,” jelasnya.
Kondisi ekonomi dalam negeri nampaknya mulai lebih solid, sehingga diharapkan dapat mempertahankan sisi permintaan akan produk dan jasa di bidang automotif.
Ike Widiawati
Sumber market.bisniscom