Emiten Unggas Widodo Makmur (WMUU) Berbalik Rugi, Penjualan Anjlok 80 Persen

SimInsight: Harga saham WMUU drop di level Rp 50 perlembar, memiliki market kapitalisasi dibawah Rp1 triliun yang mengindikasikan likuiditas yang cukup terbatas. Penurunan saham WMUU ini dikarenakan banyaknya tantangan dari industri poultry dan turunnya kinerja keuangan WMUU.

– Ike Widiawati, Head of Research Sinarmas Sekuritas.

Hi Bestie, ada informasi terbaru nih tentang PT Widodo Makmur Unggas, Tbk (WMUU)!

Emiten unggas milik pengusaha Tumiyana PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) kembali mencetak rugi sepanjang kuartal pertama 2023. Kinerja negatif  pada sisi bottom line WMUU dipicu penurunan penjualan. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dilaporkan WMUU pada 17 Mei 2023, penjualan neto selama periode Januari—Maret 2023 menjadi Rp124,75 miliar atau turun 80,21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal 1/2022, WMUU mencatatkan penjualan Rp630,45 miliar.

Penurunan penjualan ini disebabkan oleh koreksi dalam pada penjualan karkas. Per Maret 2023, segmen ini hanya mengakumulasi penjualan sebesar Rp61,37 miliar atau 89,91 persen lebih rendah daripada kuartal I/2022 yang mencapai Rp608,06 miliar. Akibatnya, laba atau rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berada di teritorial negatif sebesar Rp26,04 miliar, sementara pada periode yang sama tahun lalu laba sebesar Rp40,65 miliar.

Adapun total aset WMUU pada akhir Maret 2023 berjumlah Rp2,62 triliun, turun daripada posisi akhir 2022 sebesar Rp2,71 triliun. Sementara itu, jumlah liabilitas ikut turun dari Rp1,51 triliun per 31 Desember 2022 menjadi Rp1,44 triliun pada akhir kuartal I/2023. Sejalan dengan kinerjanya yang turun, saham WMUU terpantau tak banyak beranjak dari posisinya di Rp50 per saham sejak 10 April 2023. Belum ada informasi teranyar yang disampaikan manajemen WMUU kepada otoritas bursa terkait nihilnya pergerakan harga saham.

Manajemen Widodo Makmur Unggas terakhir kali mengirimkan surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Januari 2023 untuk menjawab pertanyaan terkait volatilitas harga saham. Dalam surat tersebut, WMUU menyatakan belum memiliki rencana aksi korporasi yang berkaitan dengan pencatatan saham dalam kurun 3 bulan mendatang sejak surat dikirim. Fluktuasi saham saat itu juga bertepatan dengan aktifnya transaksi saham oleh petinggi WMUU dan induknya PT Widodo Makmur Perkasa Tbk. (WMPP). 

Berdasarkan laporan kepemilikan efek di atas 5 persen Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Direktur Utama Widodo Makmur Perkasa sekaligus pengendali WMPP Tumiyana melakukan penjualan 54,16 juta saham WMPP pada 9 Januari 2023. Porsi kepemilikan sahamnya di WMPP berkurang dari 6,36 miliar saham atau 21,63 persen menjadi 6,30 miliar atau 21,45 persen. Pada periode yang sama, Direktur WMUU Wahyu Andi Susilo menambah porsi kepemilikannya di WMUU sehingga menjadi 723,59 juta saham atau 5,59 persen. KSEI mencatat dia tidak memiliki kepemilikan sebelum 9 Januari 2023. Sebelumnya berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Tumiyana juga dilaporkan menjual 323,31 juta (323.317.000) saham WMUU di pasar negosiasi. Transaksi dilaksanakan pada kurun 15—19 Desember 2022 di harga Rp96—Rp97 per lembarnya. Setelah transaksi ini, jumlah saham WMUU yang dikempit langsung oleh Tumiyana berkurang menjadi 135.392.900 lembar saham yang setara dengan 1,05 persen dari seluruh saham WMUU. Tumiyana sebelumnya menggenggam 458.710.000 lembar saham WMUU atau setara 3,54 persen.