Stock Split, Bagaimana pengaruhnya ke saham?

Stock Split, Bagaimana pengaruhnya ke saham?

Poin Penting!

  • Pengertian Stock Split
  • Keuntungan Stock Split
  • Pengaruh Stock Split terhadap harga saham

Stock split merupakan aksi korporasi dalam rangka memecah nominal saham sesuai rasio tertentu. Stock split pada akhirnya membuat jumlah lembar saham bertambah serta membuat harganya menjadi lebih terjangkau atau lebih rendah. Hal ini dinilai cukup menguntungkan bagi emiten maupun investor.

“Stock split dalam pengertian yang sederhana artinya pemecahan nilai saham.”

Stock Split bertujuan meningkatkan jumlah saham yang beredar dan menurunkan harga per lembar saham agar menjadi lebih murah sehingga transaksinya menjadi ramai dan likuiditas meningkat. Stock split juga dilakukan untuk menarik investor lebih banyak, terutama investor ritel. Biasanya emiten yang melakukan stock split adalah perusahaan yang memiliki fundamental bagus tetapi harga sahamnya sudah mencapai titik tertinggi.

“Walaupun jumlah lembar sahamnya bertambah,
tapi stock split tidak akan mengubah jumlah modal yang disetor.”

Keuntungan Stock Split
Keuntungan bagi investor adalah harga saham kian terjangkau dan porsi jumlah lembar saham menjadi lebih banyak. Sedangkan keuntungan bagi emiten adalah menjadikan suatu saham menjadi lebih likuid atau lebih aktif dan frekuensi transaksi yang dilakukan oleh para pelaku pasar diharapkan menjadi meningkat. Sebagian pelaku pasar menyukai saham yang likuid karena lebih mudah untuk menjual atau membeli saham tersebut.

Sepanjang tahun 2022, jumlah emiten yang melakukan stock split tercatat lebih dari 10 emiten. Kami melakukan analisis untuk beberapa emiten yang melakukan aksi korporasi Stock Split sejak tahun 2021 hingga 2022.

Beberapa emiten yang melakukan stock split:

  • BYAN



    Harga saham dan volume transaksi BYAN mengalami kenaikan signifikan pasca stock split. Harga perlembar yang makin kecil menyebabkan investor ritel tertarik untuk membeli sahamnya sehingga volume dan frekuensi meningkat.
    Note: kenaikan ini juga dikarenakan sentimen positif kenaikan harga komoditas sepanjang tahun.
  • BBCA



    Harga saham dan volume transaksi BBCA cenderung mengalami kenaikan pasca stock split. Harga perlembar yang makin kecil menyebabkan investor ritel tertarik untuk membeli sahamnya sehingga volume dan frekuensi meningkat
    Note: kenaikan ini juga dikarenakan kinerja fundamental BBCA yang meningkat signifikan.
  • SILO



    Stock Split SILO bertujuan untuk mempertahankan volume transaksi dan harga saham agar tidak mengalami drop pasca kenaikan signifikan sejak 2020 (COVID-19).
  • ADHI



    Stock Split ADHI berhasil meningkatkan volume transaksi dan volume namun bersifat jangka pendek. Harga saham mengalami tren turun dikarenakan masih minimnya sentimen positif untuk sektor konstruksi.
  • TPIA



    Stock Split TPIA berhasil meningkatkan volume transaksi namun  harga saham TPIA sempat mengalami penurunan pasca stock split, namun di akhir tahun 2022 di tengah meningkatnya permintaan produk petrokimia dan membaiknya industri petrokimia memberikan dampak yang positif bagi harga TPIA.

Dari kasus aksi korporasi atas 4 emiten tersebut dalam hal stock split dapat disimpulkan bahwa ternyata terdapat reaksi market yang berbeda dan sangat dipengaruhi oleh kondisi industri atau sektor serta fundamental emiten yang bersangkutan.

  • Emiten yang melakukan stock split sebagian besarnya mengalami kenaikan jumlah frekuensi dan volume transaksi.
  • Namun, pergerakan harga saham dipengaruhi oleh baik atau buruknya kondisi fundamental suatu perusahaan dan menyesuaikan dengan persepsi investor. Biasanya harga saham akan mengalami kenaikan pasca stock split jika saham tersebut sudah dalam siklus sideways atau harga dinilai sudah cukup besar. Seperti pada kasus BBCA dan BYAN.
  • Sebaliknya, jika tren harga saham turun serta dibarengi dengan kondisi industri yang masih tertekan dan fundamental keuangan atas emiten tersebut masih kurang solid. Maka aksi korporasi stock split ini akan direspon “sementara”, yang artinya kenaikan harga saham akan bersifat jangka pendek dan volume transaksi tidak banyak mengalami perubahan.
  • Persepsi Investor biasanya jika harga saham masih dibawah RP 10,000 biasanya mereka akan lebih cenderung memperhatikan kondisi industri dan fundamental serta sentimen didalamnya.
  • Sedangkan untuk harga saham diatas Rp 20,000 maka stock split dianggap sesuatu yang sangat positif dan cenderung direspon baik oleh investor.