Kongsi Dagang Hindia Belanda (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, VOC) memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik pada Agustus 1602, yaitu lima bulan sejak VOC berdiri. VOC merupakan perusahaan pertama di dunia yang melakukan IPO. Sesuai aturannya, setiap investor bebas menentukan berapa jumlah uang yang diinvestasikan tanpa adanya batas minimum ataupun maksimum, maupun asal-usul investor. Siapa saja boleh menginvestasikan dana yang mereka miliki di VOC.
Sebagai perusahaan penjual rempah-rempah yang merupakan komoditas paling dicari di Eropa, banyak masyarakat dunia memprediksi VOC akan sangat berjaya dan memiliki keuntungan yang besar pula. Karena hal ini, tidak hanya pejabat, bangsawan, dan orang-orang kaya saja yang tertarik untuk menjadi investor. Neeltgen Cornelis, seorang Asisten Rumah Tangga (ART) juga tertarik untuk berinvestasi di VOC.
Ketertarikannya untuk berinvestasi di VOC termotivasi karena majikannya, Dirck van Os yang merupakan Direktur dari VOC pada saat itu. Pada masa-masa IPO, banyak investor berdatangan ke rumah van Os untuk urusan investasi. Hal ini memancing rasa ingin tahu serta keinginan Neeltgen untuk berinvestasi di VOC karena dia yakin bahwa VOC akan memberinya keuntungan yang besar.
Karena keyakinannya yang begitu besar, Neeltgen menyisihkan gajinya sebagai ART yang kurang dari lima puluh sen dalam sehari. Hingga akhirnya, di penghujung bulan Agustus saat penawaran perdana saham VOC ditutup, dia berhasil mengumpulkan 100 gulden untuk membeli saham VOC.
Akhinya, Nama Neeltgen Cornelis pun tercatat sebagai pemegang daftar saham VOC walaupun kepemilikan sahamnya sangat kecil dibanding pemegang saham lainnya yang menaruh uang dalam jumlah besar dari 45.000 hingga 85.000 gulden.
Namun sayangnya Neeltgen medapatkan keuntungan yang tidak terlalu besar karena dia memutuskan untuk melepas kepemilikan saham VOCnya pada Oktober 1603 atau setahun setelah pembelian. Padahal, jika terus-menerus dipegang, uang 100 gulden tersebut bisa berubah menjadi ribuan gulden, dan pemegang saham berpotensi menerima rempah-rempah sebagai bentuk dividen mengingat VOC terbukti menjadi perusahaan terbesar di dunia berkat kesuksesannya menjual dan menguasai rempah-rempah dari bumi Indonesia beberapa tahun setelahnya.
Nah SimFriend, gimana nih pendapat kamu setelah mendengarkan kisar dari Neeltgen ini? Walaupun hanya berprofesi sebagai ART, dia menyisihkan uangnya untuk berinvestasi. Apakah kisah Neeltgen ini memotivasi kamu untuk semakin bersemangat dalam berinvestasi? Harus dong! Karena ketika kamu berinvestasi di perusahaan yang tepat, pada waktu yang tepat, kamu bisa mendapatkan keuntungan yang berkali-kali lipat. So, tunggu apalagi? Mulai investasi saham & reksa dana kamu bersama SimInvest sekarang juga biar cuan berlimpah segera menghampiri kamu!