PT Intraco Penta Tbk (INTA) mematok untuk pendapatan tahun 2024, mengalami kenaikan sebesar 20% dari pendapatan sebelumnya yang diterima Perseroan pada tahun 2023.
Target pertumbuhan cukup menantang bagi Perseroan, dibanding periode yang sama di tahun 2022, karena pada tahun ini pertumbuhan telah mencapai sebesar 70%, sehingga di tahun 2024, Perseroan menargetkan pertumbuhan yang positif.
Merujuk risalah hasil paparan publik INTa yang di kutip, Rabu (27/12/2023). Manajemen perseroan mengatakan, untuk mendukung target perusahaan di tahun depan, proyeksi belanja modal Perseroan adalah sebesar Rp 137,9 Miliar.
“Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 93% dikarenakan Perseroan berencana untuk melakukan peremajaan terhadap alat-alat berat yang disewakan sebesar Rp 128,05 Miliar,” ujar Manajemen INTA.
Sebagai gambaran, sampai dengan bulan September 2023, belanja modal yang telah dikeluarkan oleh Perseroan adalah sebesar Rp 8,1 miliar. Dalam RKB tahun 2023, Perseroan menargetkan belanja modal sebesar Rp 82,8 miliar yang sebagian besar untuk peremajaan alat berat yang akan disewakan Perseroan di tahun 2023.
Akan tetapi, sampai dengan September 2023 ini, Perseroan menunda proses peremajaan ini sehingga baru akan dilakukan di tahun 2024. Maka dari itu, realisasi belanja modal sampai dengan bulan September 2023 adalah sebesar Rp 8,1 miliar, yaitu migrasi sistem SAP baru dari SAP R3 ke SAP F4 Hana.
Prospek bisnis tahun 2024 di Indonesia untuk alat berat masih di sektor pertambangan yang menjadi andalan utama. Walaupun tahun 2024 merupakan tahun politik, dan mungkin ada ketidakpastian kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak konsisten, serta birokrasi yang melambat untuk perizinan, akan tetapi Perseroan yakin untuk beberapa industri besar, seperti batu bara, akan terus berlanjut karena semua produksi batu bara telah memiliki kontrak jangka panjang dengan pembeli dan penggunaannya juga sebagian besar pada pembangkit listrik, sehingga permintaan itu cukup stabil, walaupun di Indonesia mengalami tahun politik.
Yang kedua adalah nikel, diprediksi harganya masih memiliki trend menurun. Namun dengan terbitnya RKAB, khususnya untuk tambang nikel, diharapkan permintaan nikel akan meningkat. Hal ini sangat berpotensi untuk penjualan alat berat pada kelas 20 & 30 ton dan penjualan dump truck; Untuk yang ketiga adalah sektor industri kehutanan (forestry) dimana para pemain utama HTI, berfokus untuk meningkatkan produksi kayunya dan sedang dalam proses pembangunan 2 pabrik baru. Hal ini memberikan peluang kepada Perseroan untuk dapat menjual produk alat berat grapple dan truck logging.
Sektor industri lainnya, seperti semen, di tahun 2024, harga semen yang cenderung rendah membuat perusahaan semen cenderung berfokus dengan efisiensi dan efektifitas biaya produksi. Hal ini bisa menjadi peluang bagi pabrikan dan distributor alat berat untuk dapat memberikan solusi ini.
LiuGong dengan produk unggulan Electric Vehicle (EV) product. Dengan diluncurkannya big Wheel Loader (WL) oleh LiuGong, memberikan peluang bagi Perseroan untuk masuk ke segmen alat produksi utama sektor industri semen ini.
Produk yang menjadi pendorong kinerja Perseroan tahun ini adalah produk merek LiuGong dan Sinotruck untuk segmen alat berat dan untuk produk ban adalah merk Techking Tires yang juga bertumbuh sangat pesat. Kedepannya, Perseroan masih mengandalkan ketiga produk ini untuk mencapai target pertumbuhan sebesar 20% di tahun 2024.
Sumber: Emiten News