PT Amman Mineral Internsional Tbk (AMMN) hingga semester I-2023 mencatatkan laba bersih senilai USD118,8 juta atau turun 79 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang masih mencapai USD562,5 juta.
Penurunan laba tersebut akibat penjualan bersih yang turun hingga 58,1 persen secara tahunan menjadi USD580,52 juta pada akhir Juni 2023.
Dari penjualan tembaga amblas 56,7 persen sisa USD341,4 juta. Selain itu penjualan emas anjlok 59,9 persen sisa USD239,12 juta di semester I 2023.
Disisi lain beban penjualan dapat dipangkas sedalam 46,2 persen sercara tahunan menjadi USD297,5 juta pada akhir Juni 2023. Tapi laba kotor tetap menukik 66,02 persen menjadi USD283 juta.
Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie mengakui, lokasi tambang perseroan mengalami curah hujan yang tinggi, hampir dua kali lipat rata-rata tahunan historis, selama hampir tujuh bulan dari Oktober 2022 hingga April 2023.
“Selama kami tidak dapat mengakses bijih segar dari Fase 7, kami fokus pada proses pengupasan batuan penutup Fase 8 untuk mengoptimalkan operasi kami. Saat mulai beralih ke musim kemarau, kami meningkatkan pemompaan air pit sehingga dapat mengakses bijih segar dengan kadar tinggi sekitar 1,5 bulan lebih cepat dari jadwal. Dengan demikian, kami akan dapat melampaui target produksi yang kami tetapkan sebelum IPO untuk FY2023,” jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat(29/9/2023).
Akibatnya, Produksi tembaga pada semester I 2023 hanya 134 juta pon atau turun 36 persen dibanding semester I 2022 yang mencapai 209 juta pon. Seiring dengan itu, penjualan tembaga hanya USD76 juta pon atau turun 59 persen dibanding akhir Juni 2022.
Adapun produksi emas sebesar 172 kilo ons pada semester 1 2023, atau turun 51 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 350 kilo ons. Selaras dengan itu, jualan emas sebesar 119 kilo ons, atau anjlok 63 persen dibanding semester I 2022 yang mencapai 322 kilo ons emas.
Direktur Keuangan AMMN, Arief Sidarto menambakan, perseroan tidak bisa menjual konsentrat karena tertundanya pemberian izin ekspor mulai tanggal 1 April hingga 24 Juli 2023.
“Penurunan pendapatan karena tertundanya pemberian izin ekspor serta peningkatan biaya pemrosesan bijih stockpiles dengan kadar lebih rendah,” ungkap dia.
Perseroan tetap menjaga ketahanan keuangan dan posisi kas yang sehat selama semester pertama tahun 2023. Kami juga berhasil menjual persediaan konsentrat selama empat bulan dalam waktu enam minggu, segera setelah mendapat izin ekspor pada Juli 2023,” jelas dia.
“Hasil ini menunjukkan pengendalian biaya (cost discipline) dan manajemen keuangan yang bijaksana yang selalu kami terapkan. Kami tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai hasil semester kedua yang lebih kuat dan mencapai target satu tahun yang lebih baik. Kami menargetkan akan 2 menyelesaikan lebih dari 70 persen proyek smelter kami pada bulan Desember 2023, dengan target penyelesaian mekanis pada bulan Mei 2024.”pungkas dia.
Sumber: Emiten News