PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan penurunan laba bersih sepanjang semester I-2023 akibat beban pokok yang meningkat.
Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 163,51 juta. Realisasi laba ini menyusut 19,05% dari laba bersih yang dikumpulkan ADMR pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 202,00 juta. Alhasil, Laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ADMR menurun menjadi US$ 0,0040 dari sebelumnya US$ 0,0049.
Sejatinya, pendapatan Adaro Minerals masih naik 6% di sepanjang enam bulan 2023, dimana ADMR membukukan pendapatan US$ 463,60 juta dari sebelumnya US$ 435,65 pada enam bulan pertama 2022. Penjualan batubara kepada pihak berelasi menjadi tulang punggung ADMR dengan kontribusi mencapai US$ 243,8 juta, disusul Penjualan batubara kepada pihak ketiga yakni sebesar US$ 218,63 juta. ADMR juga membukukan pendapatan dari Jasa lainnya senilai US$ 1,09 juta. Adapun pelanggan yang memiliki transaksi pendapatan lebih dari 10% dari total pendapatan usaha konsolidasian yakni kepada Adaro International Singapore Pte. Ltd senilai US$ 243,88 juta
Hanya saja, sejumlah beban Adaro Minerals turut mendaki. Misalkan, Beban pokok pendapatan yang naik 42% menjadi US$ 210,25 juta dari sebelumnya US$ 148,40 juta. Beban usaha bahkan melejit 156% menjadi US$ 35,99 juta dari sebelumnya hanya US$ 14,05 juta. Pun demikian dengan beban keuangan yang naik menjadi US$ 17,12 juta dari sebelumnya US$ 9,49 juta.
Kabar baiknya, Adaro Minerals membukukan keuntungan dari selisih kurs senilai US$ 1,79 juta dari sebelumnya menanggung kerugian US$ 646.478.