Semen Indonesia (SMGR) Sulap Pohon Jadi Substitusi Batu Bara

SimInsight: Peralihan bahan bakar ini memberikan poin tambahan bagi SMGR dalam hal ESG. Poin ESG yang meningkat memberikan benefit bagi SMGR untuk bisa menerbitkan green bond dengan rate yang lebih murah dibandingkan penerbitan bond.

– Ike Widiawati, Head of Research Sinarmas Sekuritas.

Hi Bestie, ada informasi terbaru nih tentang PT Semen Indonesia (Persero), Tbk(SMGR)!

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) alias SIG memastikan upaya dekarbonisasi terjadi pada seluruh mata rantai pasoknya, bukan hanya dari sisi bahan baku. Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni menjelaskan bahwa saat ini pihaknya juga meningkatkan pemanfaatan bahan bakar alternatif sebagai energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan melalui penanaman lebih dari 143 ribu batang pohon kaliandra merah (calliandra calothyrsus).

Pasalnya, kaliandra merah memiliki potensi untuk dijadikan sebagai energi alternatif ramah lingkungan berbasis biomassa yang bersifat carbon neutral, sehingga mampu menghasilkan jumlah emisi buang lebih rendah dari bahan bakar lainnya. ā€œKaliandra merah tidak hanya memiliki tampilan yang cantik tetapi juga kaya akan manfaat. Tanaman asal Guatemala ini merupakan bahan baku terbaik wood pellet karena kayu kaliandra merah dapat menghasilkan kalori sebesar 4.700 kkl,” ujarnya seperti dikutip, Rabu (25/05/2023).

Sebagai informasi, emisi buangan CO2 dari wood pellet kaliandra 8 kali lebih rendah daripada bahan bakar gas, serta 10 kali lebih rendah daripada batu bara dan bahan bakar minyak. Pohon akan ditanam di area reklamasi Pabrik Tuban, Jawa Timur dan beberapa lokasi di Sumatera Barat, sebagai substitusi batu bara pada proses produksi semen di Pabrik Tuban dan Pabrik Indarung. Sejak Februari sampai April 2023, sebanyak 10.000 bibit kaliandra merah telah ditanam pada area reklamasi Pabrik Tuban di lahan seluas 15,7 hektare. Penanaman ini juga merupakan salah satu inovasi SIG dalam upaya pemulihan dan penghijauan lahan pascatambang, sekaligus sebagai langkah untuk menyiapkan bahan bakar alternatif ramah lingkungan.

Kaliandra merah yang telah ditanam di area reklamasi pabrik Tuban harapannya sudah bisa dipanen tahun depan, atau saat kaliandra merah telah berusia satu tahun. Pada tahun pertama, panen hanya bisa dilakukan sebanyak satu kali. “Sedangkan di tahun-tahun selanjutnya, panen bisa dilakukan per enam bulan atau dua kali dalam setahun. Jika setiap pohon dapat menghasilkan sekitar 5 kg batang, maka total akan ada 50 ton batang yang akan didapatkan dalam sekali panen dan dapat dijadikan umpan pada pembakaran di tanur semen. Sementara daunnya yang tinggi protein dapat dijadikan pakan ternak di Ecopark Kambang Semi,” jelasnya. Sementara itu, penanaman kaliandra merah di Sumatera Barat dilakukan oleh anak usaha SIG, PT Semen Padang. Selain di lahan reklamasi batu gamping, Semen Padang juga berkolaborasi dengan sejumlah stakeholders, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, hingga kelompok tani dan pelaku UMKM sekitar lokasi.

Selama periode Juli 2022 hingga April 2023, pohon Kaliandra yang ditanam mencapai 133.111 pohon dengan luasan lahan mencapai 13 hektare yang tersebar di 13 kabupaten/kota, terutama di sekitar kawasan Perhutanan Sosial dan diperkirakan akan mulai panen di kuartal III/2023.  Selaku inisiator dalam kolaborasinya dengan berbagai pihak, Semen Padang bertindak sebagai penyedia bibit, penyedia mesin pencacah kayu kaliandra merah, dan pembeli hasil panen kaliandra merah.

Adapun, pemerintah daerah bertindak selaku fasilitator dan mediator, serta akademisi sebagai periset dan pendamping teknis. Sementara kelompok tani dan pelaku UMKM sebagai pihak yang menanam, merawat, memanen, mencacah dan menjual hasil panen ke Semen Padang. Hasil panen kayu kaliandra merah nantinya akan dimanfaatkan sebagai sumber energi ramah lingkungan di pabrik Semen Padang. Harapannya, skema ini pun dapat menciptakan ekonomi sirkular yang mendatangkan manfaat bagi banyak pihak.  Terlebih, SIG juga memiliki target ambisius untuk menurunkan emisi karbon sebesar 515 Kg CO2/ton cement equivalent pada 2030, sehingga inovasi menciptakan terobosan-terobosan kreatif seperti ini merupakan keniscayaan untuk mencapai target tersebut.

Insight Hari ini:

Ikuti kami: